Gerak Tari Tradisional : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Unsur Tari

Selamat datang di blog Artikel Pandai, kali ini kita akan membahas pelajaran Seni Budaya mengenai "Gerak Tari Tradisional" . Pada pelajaran ini konsep yang harus dipahami adalah memahami teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis dalam ragam gerak dasar tari tradisional. Langsung saja semoga bermanfaat.

Pengertian,Fungsi,Jenis,dan Unsur Tari  

      Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapakan berbentuk gerak tubuh
yang di perhalus melalui estetika.tari adalah unsur dasar gerak yang di ungkapkan atau ekspresi
dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.tari berupa gerak-gerak seluruh tubuh yang
diselaraskan dengan musik sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu.tari bisa juga di katakan
sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang di ubah oleh imajinasi dibentuk media gerak
sehingga menjadi wujud gerak simbiolis sebagai ungkapan koerografis.

1.Fungsi Tari

     Kegiatan berkesenian dalam hal ini seni tari merupakan salah satu cara untuk memenuhi sentuhan estesis dalam kehidupan manusia.peranan seni tari untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan individu ,sosial,dan komunikasi. Kedua fungsi individu dan sosial merupakan ekspresi jiwa manusia. dengan demikian ,tari dalam rangka memenuhi kebutuhan indidvidu dan sosial merupakan alat yang di gunakan untuk menyampaikan ekspresi jiwa dalam kaitan dengan kepentingan lingkungannya.secara garis besar,soedarsono mengelompokan fungsi seni tari menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

a.Fungsi Saarana upacara
     Fungsi tari sebagai sarana upacara (ritual)merupakan bagian dari taradisi masyarakat turun - temurun .Tari sebagai sarana upacara ritual harus di senggelarakan pada saat tertentu disertai berbagai sesaji,serta diiringi tarian dan bunyi-bunyian .Fungsinya untuk menambah kesakralan dan daya magis .Upacara ritual ini misalnya pada panen atau potong padi,peristiwa kelahiran,kesuburan,perkawinan ,keagamaan,dan adat.Contoh tari upacara adalah tari Rejang,tari Debus,dan lain-lain.

      Adapun ciri-ciri tarian ini sebagai berikut.

  • Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan.
  • Sebagai sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti sakral.
  • Bersifat kebersamaan dan diulang-ulang


b. Sebagai Sarana Hiburan
    Fungsi tari sebagai sarana hiburan artinya penciptaan tari ditujukan hanya untuk ditonton untuk memenuhi konsumsi publik saja.

c. Sebagai Pertunjukan
    Tarian ini menitikberatkan pada segi keindahannya bukan pada hiburannya. Tari yang termasuk tari pertunjukan yaitu tari rakyat, tari upacara, dan tari hiburan yang sudah digarap dengan mengindahkan kaidah keindahan, misalnya tari Pendet, tari Rejang, tari Lenggeran, tari Gambyong, dan lain-lain.

2. Jenis Tari

a. Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajian
    Berdasarkan bentuk penyajian, tari dibagi menjadi empat macam, yaitu tari tunggal , tari berpasangan, tari massal, dan tari drama tari.

1) Tari Tunggal
    Tari tunggal adalah jenis tari yang dimainkan oleh seorang penari. Contoh tari tunggal yaitu tari Gatotkaca, tari Klana Topeng, dan tari Panji.

2) Tari Berpasangan
    Tari berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua penari yang satu dengan lainnya saling melengkapi.. Dua penari itu bisa wanita semua atau laki-laki semua, bisa satu wanita yang lainya laki-laki. Jenis tari ini ada yang terdiri dari beberapa pasangan. Contoh tari yang dibawakan olehsepasang penari, yaitu tari Damarwulan, tari Rara Mendut, dan tari Perang Sugriwo-Subali.

3) Tari Massal
     Tari massal adalah tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari tanpa ada unsur saling melengkapi .Beberapa contoh tari massal, yaitu tari Gabyong dari Surakarta, tari Golek dari Yogyakarta, dan tari Mafia dari Irian Jaya.

4) Drama Tari
     Drama tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari disajikan dalam bentuk cerita yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan. Beberapa contoh drama tari yaitu wayang wong dari Jawa Tengah, wayang topeng dari Cirebon, serta randai dan makyong dari Sumatera.

b. Jenis Tari  Berdasarkan Koreografinya
1) Tari Tradisional
    Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun-temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis, dan religius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional , formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah. Tari tradisional dibagi menajdi dua macam yaitu sebagai berikut.

a) Tari Tradisional Klasik
     Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsinya sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : tari Klana Topeng (Jawa Barat), tari Bedaya Serimpi (Jawa Tengah), tari Sanghyang (Bali), serta tari Pakarena dan tari Pajaga (Sulawesi Selatan).
     Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebgai berikut
  1. Pola-pola gerak sudah ditentukan .
  2. Memiliki nilai seni yang tinggi.
  3. Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan minimal yang dibutuhkan oleh konteksnya.
  4. Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
  5. Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
b) Tari Tradisional Kerakyatan (Folklasik)
      Berkembang di kalangan masyarakat biasa. Gerakannya cenderung mudah ditarikan bersama serta iringan musiknya. Busana relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh : tari Jaipong (Jawa Barat), tari Payung (Melayu), dan tari Lilin (Sumatera Barat).. Ciri-ciri tari tradisional folklasik (tari rakyat) adalah sebagai berikut.
  1. Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
  2. Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.
  3. Perbendaharaan geraknya terbatas sekedar cukup untuk memberikanaksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang bersangkutan.
  4. Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
  5. Terbatas pada wilayah adat tertentu.

2) Tari Kreasi Baru

      Tari kreasi baru merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi, baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi sehingga muncul istilah tari modern. Pada garis besarnya, tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.

a. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
     Tari kreasi baru berpolakan tradisi yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dengan koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. walaupun ada pengembangan, tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.

b. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Nontradisi)
Yaitu tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi, baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya bergantung pada konsep gagasan penggarapannya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin yaitu modo yang berarti baru saja.

3) Tari Kontemporer
    Tari kontemporer adalah gerakan tari kontemporersimbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Sering diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. Iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim misalnya lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops. Contoh tari kontemporer adalah tari ciptaan Boy G Sakti, Tom, Ibnur, dan Sardono W Kusuma. Ciri-ciri tari kontemporer adalah sebagai berikut.
  • Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari modern.
  • Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan pada gerak tari tradisional.
  • Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
4) Tari Modern
    Tari modern adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terkait oleh sebuah bentuk yang berstandar. Tari modern dikembangkan pada awal abad ke-20. Tari modern Indonesia sering ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia. Kini derasnya pengaruh budaya pop dari luar negeri beberapa tari jalanan (street dance) merebut perhatian kaum muda Indonesia. Contoh tari modern diantaranya caca, break dance, penari latar, samba, gangnam style, dan harleem.
Ciri-ciri tari modern yaitu sebagai berikut
  • Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih memperhatikan keindahan.
  • Gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional.
  • Masih tettap berada dalam kerangka tradisi dari suatu suku bangsa.
3. Unsur Tari
     Media tari memiliki dua pengertian yaitu bahan baku tari, gerak dan tubuh manusia sebagai alat pengungkapan ide, perasaan, serta pengalaman. Gerak tari terbentuk dari kesatuan tenaga, ruang, dan waktu. Adapun unsur-unsur pokok yang ada dalam tari akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Gerak
      Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga, maupun penikmat atau penonton. Gerak secara aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu.

     Gerak dalam tari adalah gerak yang indah, Gerak yang indah adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah, misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di sumur, memotong kayu, dan sebagainya. Jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.

     Gerakan tari yang indah emmbutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebihdahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat silatif dan distortif.

1)  Gerak Stilatif
      Gerak stilatif adalah gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan)  yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.

2) Gerak Distorsif
    Gerakan distorsif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.


    Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari, yaitu gerak murni (pure muvement) dan gerak maknawi.
1. Gerak Murni
     Gerak murni adalah gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan adalah faktor keindahan gerak saja.
2. Gerak Maknawi
     Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, di samping keindahannya. Gerak maknawi disebut juga gerak gesture, bersifat menirukan (imitatif dan mimitif).
  • Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
  • Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerak manusia.
b. Ruang
     Ruang dalam tari mencakup semua gerak yang diungkapkan oleh seorang penari. Gerak tari terbentuk melalui perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri. Ruang penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.

c. Tenaga
     Gerak tari yang diperagakan menunjukan intensitas gerak.. Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak . Hal ini dapat tercermin dalam pada tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, serta menjadi antiklimaks dari tensi dan relaksasi gerak secaraa keseluruhan.

d. Ekspresi
     Ekspresi tari merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang dalam bentuk gerakan jiwa, kehendak dan emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian, daya penggerak dari penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam gereget 9dorongan perasaan, desakan jiwa, dan eskpresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).

e. Iringan Tari
     Iringan dan tari memiliki hubungan yang sangat erat karena membentuk kesan sebuah tarian. Selain itu, iringan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat menggugah suasana sehingga penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari. Musik dalam tari memberikan keselarasan, keserasian, serta keseimbangan yang berpadu melalui alunan keras lembut dan cepat lambat melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur gerak.

f. Komposisi Tari
     Sebuah tarian akan dikatakan menarik jika tarian tersebut dapat sebagai media pengungkapan ide-ide, perasaan, dan pengalaman.. Dengan bahasa tari diperlukan pemahaman mengenai komposisi tari sehingga menari bukan hanya mengenai kesenangan bergerak. Komposisi tari adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara memilih dan menata gerakan menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan yang berkaitan dengan jenis-jenis komposisi tari dapat dijelaskan sebagai berikut.
  • Bentuk (pose), yaitu posisi tubuh sebelumbergerak. terbagi menjadi empat yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan simetris.
  • Pola lantai, yaitu arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi dua, yaitu lurus dan lengkung.
  • Arah hadap, yaitu arah posisi tubuh penari.
  • Tataran atau level, yaitu tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, yaitu bawah (rendah), tengah (sedang), dan atas (tinggi).
  • Ekspresi atau penjiwaan.

Share this

Related Posts